Jumat, 06 Mei 2016

Metode Pemecahan Masalah John Dewey

ad300
Advertisement
          John Dewey adalah seorang pakar di bidang pendidikan, yang pemikirannya mempengaruhi, pemikir-pemikir pendidik tentang pendidikan, termasuk Pendidikan Agama Kristen. Pemikiran Dewey mempengaruhi pemikir pakar di bidang PAK, Dewey menentang gaya mengajar yang “Guru sentris” dalam arti pendidik menyampaikan keterangan yang sudah jadi atau siap pakai, sedangkan Nara didik hanya menyerap saja. Menurut Dewey, Nara didik berhak menemukan sendiri pengetahuan yang perlu bagi dirinya, sebab pendidikan diperlukan untuk menolong orang berefleksi atas pengalaman-pengalamannya. Karena itu proses belajar mengajar dimulai ketika Nara didik dihadapkan dengan pengalamnnya. Di dalam pengalaman itu, ada “masalah” yang memberikan rangsangan (stimulus) kepada Nara didik untuk berpikir. Tugas Pendidik bukanlah memecahkan masalah bagi Nara didik, melainkan menolong Nara didik menemukan masalah yang ada. Dalam pengalamannya membimbing Nara didik memecahkan masalah tersebut . Nara didik sendiri yang harus berpikir (berefleksi) mencari dan menemukan jawaban bagi pemecahan masalah.
          Pemecahan masalah yang dikemukakan Dewey ini, berlangsung secara bertahap. Pada  fase pertama, Nara didik harus memiliki pengalaman. Pada tahap ini Nara didik dibimbing untuk menemukan masalah di dalam pengalamannya itu.
Pada fase kedua, Nara didik dibimbing untuk mengumpulkan data dan fakta tentang masalah itu dan merumuskannya. Pada fase ketiga, Nara didik dibimbing untuk menyusun berbagai kesimpulan sementara atau hipotesa, kemudian memilih hipotesa yang dianggap paling tepat sebagai jawaban bagi pemecahan masalah.
Pada fase keempat, peserta didik melakukan uji coba untuk membuktikan kebenaran bagi hipotesa yang telah dirumuskan. Pada tahap kelima, Nara didik membuat kesimpulan berdasarkan hasil pembuktian hipotesis. Dari keseluruhan proses belajar mengajar ini, peserta didik memperoleh pengetahuan, pengertian dan keterampilan sejati, bukan sesuatu yang Ia hafalkan dari buku atau yang diberikan oleh Pendidik.
          Kelima metode dalam metode Pemecahan Masalah yang dikemukakan Dewey, menurut Randolph C Miller, dapat dipakai untuk memecahkan masalah yang menyangkut kebutuhan dasariah dalam PAK. Sebagai contoh dalam diri Nara didik ada kebutuhan untuk belajar berdoa (kebutuhan untuk mengetahui) dan kebutuhan untuk mengabdikan diri pada Bapa di Surga (kebutuhan untuk mempercayai) untuk menolong Nara didik untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu, Miller mengusulkan lima langkah yang harus dilakukan seperti yang dikemukakan Dewey.
          Langkah pertama, Nara didik harus menyadari masalah. Langkah kedua, Nara didik ditolong untuk menjernihkan masalah itu dengan jalan memperolah data dan fakta yang terkait dengan masalah.Langkah ketiga, Nara didik dibimbing untuk memanfaatkan pengetahuan yang tersedia dalam pengalaman kelompok dan dalam Alkitab. Langkah keempat, Nara didik memilih hipotesa yang tepat, menguji hipotesa.

Langkah kelima, Nara didik menemukan jawaban bagi pemecahan masalah melalui hasil uji coba hipotesa.
Share This
Previous Post
Next Post

Pellentesque vitae lectus in mauris sollicitudin ornare sit amet eget ligula. Donec pharetra, arcu eu consectetur semper, est nulla sodales risus, vel efficitur orci justo quis tellus. Phasellus sit amet est pharetra

0 komentar: