![]() |
| Advertisement |
John Dewey adalah seorang pakar di bidang pendidikan, yang
pemikirannya mempengaruhi, pemikir-pemikir pendidik tentang pendidikan, termasuk Pendidikan Agama Kristen. Pemikiran
Dewey mempengaruhi pemikir pakar di bidang PAK, Dewey menentang gaya mengajar
yang “Guru sentris” dalam arti pendidik menyampaikan keterangan yang sudah jadi
atau siap pakai, sedangkan Nara didik hanya menyerap saja. Menurut Dewey, Nara didik
berhak menemukan sendiri pengetahuan yang perlu bagi dirinya, sebab pendidikan
diperlukan untuk menolong orang berefleksi atas pengalaman-pengalamannya.
Karena itu proses belajar mengajar dimulai ketika Nara didik dihadapkan dengan
pengalamnnya. Di dalam pengalaman itu, ada “masalah” yang memberikan rangsangan
(stimulus) kepada Nara didik untuk berpikir. Tugas Pendidik bukanlah memecahkan
masalah bagi Nara didik, melainkan menolong Nara didik menemukan masalah yang
ada. Dalam pengalamannya membimbing Nara didik memecahkan masalah tersebut .
Nara didik sendiri yang harus berpikir (berefleksi) mencari dan menemukan
jawaban bagi pemecahan masalah.
Pemecahan masalah yang dikemukakan Dewey ini, berlangsung
secara bertahap. Pada fase pertama, Nara didik harus
memiliki pengalaman. Pada
tahap ini Nara didik dibimbing untuk menemukan masalah di dalam pengalamannya itu.
Pada fase kedua, Nara didik dibimbing
untuk mengumpulkan data dan fakta tentang masalah itu dan merumuskannya. Pada fase ketiga, Nara didik dibimbing
untuk menyusun berbagai kesimpulan sementara
atau hipotesa, kemudian memilih hipotesa yang
dianggap paling tepat sebagai jawaban bagi pemecahan masalah.
Pada fase keempat, peserta didik melakukan uji coba
untuk membuktikan kebenaran bagi hipotesa yang telah dirumuskan. Pada tahap
kelima, Nara didik membuat kesimpulan berdasarkan hasil pembuktian hipotesis.
Dari keseluruhan proses belajar mengajar ini, peserta didik memperoleh pengetahuan, pengertian dan
keterampilan sejati, bukan sesuatu yang Ia hafalkan dari buku atau yang
diberikan oleh Pendidik.
Kelima metode dalam metode Pemecahan
Masalah yang dikemukakan Dewey, menurut Randolph C Miller, dapat dipakai untuk
memecahkan masalah yang menyangkut kebutuhan dasariah dalam PAK. Sebagai contoh
dalam diri Nara didik ada kebutuhan untuk belajar berdoa (kebutuhan untuk
mengetahui) dan kebutuhan untuk mengabdikan diri pada Bapa di Surga (kebutuhan
untuk mempercayai) untuk menolong Nara didik untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
itu, Miller mengusulkan lima langkah yang harus dilakukan seperti yang
dikemukakan Dewey.
Langkah
pertama, Nara didik harus menyadari masalah. Langkah kedua, Nara didik ditolong
untuk menjernihkan masalah itu dengan jalan memperolah data dan fakta yang
terkait dengan masalah.Langkah ketiga, Nara didik dibimbing untuk memanfaatkan
pengetahuan yang tersedia dalam pengalaman kelompok dan dalam Alkitab. Langkah
keempat, Nara didik memilih hipotesa yang tepat, menguji hipotesa.
Langkah kelima, Nara didik
menemukan jawaban bagi pemecahan masalah melalui hasil uji coba hipotesa.




0 komentar: